cerpen

Thursday, March 17, 2011

Pencuri
    Pada suatu malam ada dua sekawan pencuri yang bernama Roni dan Joni. Mereka sedang merampok rumag Pak Din yang mewah. Tetapi kedua orang itu masih belum menentukan barang apa yang akan mereka bawa pulang.
    “Jon, apa yang akan kita bawa malam ini dari rumah Pak Din?” kata Roni bertanya.
    “Kita lihat saja apa yang ada di dalam rumah ini.” Jawab Joni sambil melihat-lihat isi rumah.
    “OK, ayo kita periksa seisi rumah mewah ini.” Kata Roni sambil membusungkan dadanya.
    “Ayo!” saut Joni sambil mulai berpencar.
    Mereka menemukan barang-barang berharga milik keluarga Pak Din yang membuat mereka tergiur.
    Mereka mulai bigung, Roni ingin membawa barang elektronik sedangkan Joni ingin membawa perhiasan mahal.
     “Gimana kalau kita bawa perhiasan-perhiasan saja, kemudian kita jual. Kan lumayan buat biaya konsumsi kita.” Kata Joni.
     “Jangan, lebih baik kita bawa TV yang lebar ini saja. Kan enak kalau nonton sepak bola.” Ucap Roni meyakinkan Joni.
      Setelah lama berdebat Roni tiba-tiba merasa lapar, ia ingin memakan sesuatu.
     “Jon, aku lapar, gimana kalau kita makan sebentar. Dengar-dengar masakan Bu Din enak lo.” Kata Roni sambil memegang perutnya.
     “Iya Ron, kamu benar, aku juga lapar. Ayo kita makan sebentar sekalian membuktikan kalau masakan Bu Din enak.” Kata Joni.
     Merekapun langsung pergi ke dapur rumah Pak Din. Di dapur banyak sekali makanan-makanan yang enak. Sehingga membuat merekaingin memakan semuanya.
      “Jon, inikah yang namanya surga dunia, banyak sekali makanan enak. Aku ingin menghabiskan semuanya. Ayo sikat!” Kata Joni bersemangat.
      “Tunggu dulu! Meskipun kita maling sebelum makan kita harus mencuci tangan dan berdoa. Ayo cuci tangan dulu terus berdoa.” Ucap Joni mengingatkan.
       “Iya-iya Jon.” Kata Roni.
      Setelah mereka menghabiskan semua makanan yang ada di dapur mereka kenyang sekali dan merasa ngantuk.
        “Jon, ternyata benar kalau masakan Bu Din enak. Tapi aku kok malah ngantuk ya, gimana kalau kita tidur sebentar?” Kata Roni sambil menepuk-nepuk perutnya yang sudah penuh oleh makanan.
        “Iya, memang enak. Tapi kalau kita tidurnya keterusan bisa gawat.” Kata Joni melarang Roni.
       “Sebentar saja kok. Aku sudah ngantuk banget.” Keluh Roni.
      “Iya-iya, aku juga ngantuk. Ayo kita istirahat sebentar buat nurunin makanan.” Kata Joni sambil merebahkan badanya di sofa mahal miik Pak Din yang nyaman sekali sehingga mereka tertidur pulas.
      Beberapa jam menjelang pagi Pak Din yang hendak melaksanakan solat subuh terkejut mlihat ada dua orang yang sudah tidak asing lagi sedang tidur lelap di sofanya. Kemudian Pak Din membangunkan mereka berdua untuk melaksanakan shalat subuh berjama’ah.
     Saat dibangunkan, mereka terkejut dan segera meminta maaf kepada Pak Din.
     “Pak, tolong maafkan kami.” Kata Joni memohon maaf kepada Pak Din.
     “Iya Pak, maafkan kami.” Sambung Roni.
     “Iya-iya, sekarang kalian segera ambil air wudu, kita shalat berjamaah.” Jawab Pak Din dengan santainya.
       Setelah melaksanakan ibadah shalat subuh Pak Din menawarkan mereka untuk kerja di rumahnya.
       “Kalian mau tidak kerja di rumah saya?” tanya Pak Din kepada Roni dan Joni.
       Roni dan Joni terkejut mendengar tawaran Pak Din.
      “Iya Pak, saya ingin mencari rejeki yang halal dan barokah.” Jawab Joni sambil tersenyum.
      “Kalau nak Roni gimana? Mau?” tanya Pak Din kepada Roni
      “Saya mau Pak.” Jawab Roni dengan tegas.
      “Kami berterima kasih banyak karena telah memaafkan kami berdua dan menawarkan kami pekerjaan” Ucap Joni mewakili dirinya dan Roni.
      “Iya nak, tidak apa-apa. Saya juga lagi butuh bantuan untukmengurus rumah” kata Pak Din.
       Mulai esok harinya mereka sudah berkerja di rumah Pak Din dan tidak akan mencuri lagi.

0 comments:

Post a Comment

Labels

Labels

Labels